Seorang muslim tidak hanya mempelajari yang baik-baik saja. Namun hendaknya ia dalam hidupnya juga mempelajari kejelekan. Bukan berarti ia ingin melakukannya, namun justru untuk ia hindari.
Coba bayangkan jika kita tidak mengenal bagaimana bentuk binatang buas. Suatu saat kita memasuki hutan belantara yang ‘so’ pasti banyak hewan seram di dalamnya. Jika seseorang tidak mengetahui bagaimana bentuk singa misalnya, malah ia sangka singa adalah binatang jinak padahal nantinya bisa menerkam dan menewaskannya. Demikian halnya kejelekan wahai ikhwah, kita pun harus tahu. Kita harus tahu seluk beluk syirik, kita harus paham manakah ajaran yang tidak ada tuntunan, manakah larangan Allah yang digolongkan dosa besar. Itu semua dipelajari supaya kita bisa hindari dan tidak terjerumus dalam syirik, bid’ah atau maksiat.
Hanya Allah yang benar-benar beri petunjuk …
Lihatlah seorang sahabat yang mulia yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman, begitu semangat mengenali kejelekan, di samping ia juga paham amalan baik. Hudzaifah berkata, “Manusia dahulu biasa bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kebaikan. Aku sendiri sering bertanya mengenai kejelekan supaya aku tidak terjerumus di dalamnya.” ( HR. Bukhari no. 3411 dan Muslim no. 1847)
Syaikh Sulaiman At Tamimi rahimahullah berkata, “Siapa yang tidak mengenal kecuali kebaikan saja tentu ia bisa saja mendatangi kejelekan karena ia tidak mengetahuinya. Bisa jadi ia terjerumus di dalamnya atau ia tidak mengingkari kejelekan tersebut seperti orang yang mengetahuinya. Karenanya Umar bin Khottob berkata, “Sungguh akan terlepas tali Islam perlahan demi perlahan ketika seseorang berada dalam Islam namun tidak mengenal perkara jahiliyah.” Lihat Dar’u Ta’arudh Al ‘Aql wan Naql karya Ibnu Taimiyah dan Al Jawabul Kafi karya Ibnul Qayyim. Dinukil dari Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 283.
Ibnu Taimiyah rahumahullah mengatakan, “Karenanya para sahabat nabi mereka lebih kuat iman dan lebih semangat dalam jihad daripada orang-orang setelah mereka. Itu karena mereka mengenal kebaikan, di samping itu pula mengenal kejelekan. Mereka sangat semangat mengenali kebaikan dan begitu benci pada kejelekan. Karena mereka tahu bagaimana akibat baik dari iman dan amalan shalih, serta akibat jelek dari orang yang berbuat kekafiran dan maksiat.” (Fatawal Kubro, 2: 341)
Demikian faedah-faedah yang Rumaysho.Com peroleh dari kitab Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 283-284. Moga bermanfaat.
Referensi:
Taisir Al ‘Azizil Hamid fii Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh Sulaiman bin Abdillah bin Muhammad bin Abdil Wahhab, terbitan Darush Shumai’i, cetakan kedua, tahun 1429 H.
Disusun di Pesawat Batik Air saat safar Jogja JKT, 15 Safar 1435 H
Oleh akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com